Dzikir Pagi Dan Petang
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ
فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Bismillahilladzi
la yadurru ma'asmihi syaiun fil ardi wa la fis sama'i, wahuwas sami'ul 'alim
Artinya: “Dengan
nama Allah… yang bila nama-Nya disebut, segala sesuatu yang berada di bumi dan
di langit tidak akan berbahaya, Dialah yang maha mendengar lagi maha
mengetahui.” (Dibaca 3 kali).
Dari Utsman bin
Affan, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang membaca dzikir ini setiap pagi
dan sore sebanyak tiga kali, tidak akan ada sesuatu yang membahayakannya.”
(HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan lainnya, di-shohih-kan oleh Albani)
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ
تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ،
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ
أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا
بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ
حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
Allahu laa
ilaha illa huwa, al-hayyul-qayyum. La ta’khudhuhu sinatun wa la nawm, lahu maa
fis-samawati wa maa fil-‘ard. Man dzal-ladhi yashfa’u ‘indahu illa bi-idznih.
Ya’lamu ma baina aidihim wa ma khalfahum, wa la yuhituna bi syaiim-min ‘ilmihi
illa bima syaa'. Wasi’a kursiyuhus-samawati wal ard, wa la yauduhu hifdhuhuma
wa huwal ‘aliyyul-'adziim.
Artinya: “Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi
terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at
di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan
di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan
apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak
merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar.”
Ubay bin Ka’ab
berkata kepada Jin: “Apa yang bisa menyelamatkan kami dari (gangguan)
kalian?”. Si jin menjawab: “Ayat kursi… Barangsiapa membacanya di waktu
sore, maka ia akan dijaga dari (gangguan) kami hingga pagi, dan barangsiapa
membacanya di waktu pagi, maka ia akan dijaga dari (gangguan) kami hingga
sore”. Lalu paginya Ubay menemui Rasulullah SAW untuk menuturkan hal itu,
dan beliau menjawab: “Si buruk itu berkata benar”. (HR. Hakim, Ibnu
Hibban, Thobaroni dan lainnya, Albani mengatakan: Sanadnya Thobaroni Jayyid).
سُوْرَةُ الإِخْلاَصِ
(3X)
سورة الْفَلَقِ (3X)
سورة النَّاسِ (3X)
Surat
Al-Ikhlas, Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas.
Rasulullah
mengatakan kepada Abdullah bin Khubaib: “Bacalah Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq
dan An-Nas, di waktu pagi dan sore, sebanyak 3 kali! Itu cukup bagimu untuk
mencegah semua marabahaya” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, di-shohih-kan oleh
Albani)
حَسْبِيَ الله ُلاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ، عَلَيْهِ
تَوَكَّلْتُ، وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ
Hasbiyallahu la
ilaha illa huwa, alaihi twakkaltu wa huwa rabbul ‘arshil ‘adziim
Artinya: “Cukuplah
bagiku Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Dia, hanya
kepadanya aku bertawakal, Dialah Tuhan Arsy yang sangat agung.”
Dari Abud
Darda’, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa setiap pagi dan sorenya
membaca dzikir ini, sebanyak 7 kali, Allah akan menghilangkan kegelisahannya
dari urusan dunia dan akhiratnya” (HR. Ibnus Sunni, di-shohih-kan oleh
Syuaib Al-Arna’uth, Abdul Qodir Al-Arna’uth dan Basyir Muhammad ‘Uyun)
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ،
خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا
اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ
عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ
Allahuma anta
robbi la ilaha ila anta kholaqtani, wa ana abduka, wa ana a’la ahdika,
wawa’dika mastatho’tu, a’udzubika min syarri ma shona’tu abu’u laka bi
ni’matika a’laya, wa abu’u laka bi dzanbi, fagfirlii, fa inahu la yaghfiru
dzunuba ila anta
Artinya: “Ya
Allah… Engkau adalah Tuhanku, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau,
Engkaulah yang menciptakan aku dan aku adalah hambaMu, aku akan setia pada
perjanjianku denganMu semampuku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan yang
kuperbuat. Aku mengakui segala nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui semua
dosaku, oleh karena itu ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa
kecuali Engkau.”
Dari Syaddad
bin Aus, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa membaca dzikir ini di waktu
pagi -dengan meyakini (makna)nya-, lalu ia meninggal sebelum waktu sore, maka
ia termasuk ahli surga. (Begitu pula) barangsiapa membacanya di waktu sore
-dengan meyakini (makna)nya-, lalu ia meninggal sebelum pagi, maka ia termasuk
ahli surga”. (HR. Bukhori)
اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَدَنِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي
سَمْعِي، اللَّهُمَّ عَافِنِي فِي بَصَرِي، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ. اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ
مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
Allahumma
‘afini fi badani. Allaahuma ‘afini fi sam’i. Allahumma ‘afini fi bashari.
Allahumma inni a’udzu bika minal kufri wal faqri. Allahumma inni a’udzubika min
‘adzabil qabri laa ilaaha illa anta.
Artinya: “Ya
Allah… selamatkanlah tubuhku (dari penyakit, maksiat dan segala yang tidak aku
inginkan). Ya Allah… selamatkanlah pendengaranku, Ya Allah… selamatkanlah
penglihatanku, tiada tuhan yang layak disembah kecuali Engkau. Ya Allah…
sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari kekufuran dan kefakiran, Ya Allah…
aku juga berlindung kepadamu dari siksaan kubur, tiada tuhan yang berhak
disembah kecuali Engkau.”
Abu Bakroh
mengatakan: “Sungguh aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa
Sallam membacanya, karenanya aku senang mengikuti sunnah (tuntunan)-nya”
(HR. Ahmad, di-hasan-kan oleh Albani, dan Muhaqqiq kitab Musnad Ahmad)
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ
الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
La ilaha
illallah wahdahu la syarikalah lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumitu
wahuwa ‘ala kulli syai’in qadir
Artinya: “Tiada
sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya,
semua kerajaan dan segala pujian hanyalah milik-Nya, Dia mampu menghidupkan dan
mematikan, dan Dia maha berkuasa atas segala sesuatu.”
Dari Abu Ayyub
Al-Anshori, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa ketika pagi membaca dzikir
ini 10 kali, maka Allah mencatat 100 kebaikan baginya, menghapus 100 keburukan
darinya, menaikkannya 100 derajat, (pahala) dzikir ini sebanding dengan
memerdekakan 10 budak, dzikir ini bisa menjadi pelindung baginya dari pagi
hingga sore, dan pada hari itu tidak akan ada pekerjaan yang memupuskannya…
Apabila ia membacanya ketika sore, maka baginya keutamaan yang sama seperti
itu.” (HR. Ahmad dan Thobaroni, di-shohih-kan oleh Albani)
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ
الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
La ilaha
illallah wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli
syai-in qadir 100x
Artinya: “Tiada
sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya,
semua kerajaan dan segala pujian hanyalah milik-Nya, dan Dia maha berkuasa atas
segala sesuatu.”
Dari Abu
Ayyasy, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa ketika pagi membaca dzikir ini
(sekali), maka pahalanya seperti memerdekakan seorang budak dari keturunan Nabi
Isma’il, dicatat 10 kebaikan baginya, dihapus 10 keburukan darinya, dinaikkan
10 derajat, dzikir ini bisa menjadi penjaganya dari setan hingga sore… Apabila
ia membacanya ketika sore, maka baginya keutamaan yang sama seperti itu hingga
pagi.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah, di-shahih-kan oleh Albani)
Dari Abdullah
bin Amr bin Ash, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa membaca dzikir ini
100 kali, sebelum terbit dan terbenamnya matahari, maka pada hari kiamat nanti,
tiada orang yang amalannya lebih utama darinya, kecuali orang yang amalannya
sama atau melebihinya.” (HR. Nasa’i dalam Kitab Sunan Kubro, dan
di-hasan-kan oleh Albani)
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ العَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا
وَالْآخِرَةِ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي
وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِي وَآمِنْ
رَوْعَاتِي، اللَّهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِي، وَعَنْ
يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي، وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ
مِنْ تَحْتِي
Allahumma inni
as-alukaal-‘afwa wal ‘afiyata fid dunya wal akhira. Allahumma inni as-aluka al
‘afwa walafiyata fii diini wa dunyaya wa ahlii wa malii. Allahumma ustur
‘awrati wa aminrow’ati. Allahumma ahfadhnii min bayni yadayya min khalfi wa ‘an
yamiini wa ‘anshimali wa min fawqi wa 'audzu bi ‘adhmatika an aghtaala min
tahti
Artinya: “Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon pada-Mu ampunan dan keselamatan di dunia dan
akhirat… Ya Allah sesungguhnya aku memohon pada-Mu ampunan dan keselamatan
dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku… Ya Allah, tutupilah aurat (aib dan
kekurangan) ku dan berilah ketentraman di hatiku… Ya Allah, jagalah aku; dari
depan, belakang, kanan, kiri, dan atasku, serta aku memohon perlindungan dengan
keagungan-Mu agar tidak disambar (hal buruk) dari bawahku.”
Ibnu Umar
mengatakan: “Rasulullah SAW ketika pagi dan sore, tidak pernah meninggalkan
doa-doa ini” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, di-shohih-kan oleh Albani)
اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، فَاطِرَ
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا
إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِي، وَشَرِّ الشَّيْطَانِ
وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِي سُوءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى
مُسْلِمٍ
Allahumma
‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli
syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri
nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii
suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.
Artinya: “Ya
Allah, yang maha mengetahui hal gaib dan nyata… wahai Pencipta langit dan bumi…
Tuhan dan Raja dari segala sesuatu… Aku bersaksi tiada sesembahan yang berhak
disembah melainkan Engkau, Aku berlindung kepadamu dari keburukan diriku, setan
dan para sekutunya… (aku juga berlindung kepadamu) agar tidak mendatangkan
keburukan kepada diriku sendiri atau kepada muslim lainnya.”
Rasulullah SAW
bersabda: “Bacalah doa ini (wahai Abu Bakar), ketika pagi, sore, dan sebelum
tidur!”. (HR. Abu Dawud, Tirmidzi dan lainnya, di-shohih-kan oleh Albani)
ياَ حَيُّ يَا قَـيُّوْمُ، بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ،
أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ
Yaa hayyu yaa
qayoomu, birahmatika astaghiitsh. Aslih liy sya'niy kulluhu wa laa takilniy
ilaa nafsiy tarfata aynin
Artinya: “Wahai
(Tuhan) Yang maha hidup… Yang terus-menerus mengurusi makhluknya… dengan
rahmat-Mu aku memohon pertolongan, perbaikilah semua urusanku, dan janganlah
sedikitpun engkau biarkan hal itu bersandar padaku.”
Rasulullah SAW
bersabda: “(Wahai Fatimah), apa yang menghalangimu untuk membaca dzikir ini
ketika pagi dan sore?!”. (HR. Al-Hakim, dan Nasa’i dalam Sunan Kubro, di-shohih-kan
oleh Albani)
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
Subhanallahi wa
bihamdihi
Artinya: “Maha
suci Allah, dengan segala pujianku untuk-Nya.”
Dibaca seratus
kali (100x)
Dari Abu
Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa ketika pagi dan sore membaca
dzikir ini 100 kali, maka pada hari kiamat nanti, tiada orang yang amalannya
lebih utama darinya, kecuali orang yang amalannya sama atau melebihinya.”
(HR. Muslim)
سُبْحاَنَ الله (100X)
الْحَمْدُ لِلّه (100X)
الله ُ أَكْـبَر (100X)
Subanalloh
(maha suci Allaha)… Alhamdulillah (segala puji bagi Allah)… Allahuakbar (maha
besar Allah)…
(Masing-masing
dibaca100 kali)
Dari Abdullah
bin Amr bin Ash, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa membaca ‘Subhanalloh’
100 kali sebelum terbit dan terbenamnya matahari, maka itu lebih utama dari
(pahala sedekah) 100 unta. Barangsiapa membaca ‘Alhamdulillah’ 100 kali sebelum
terbit dan terbenamnya matahari, maka itu lebih utama dari (pahala sedekah) 100
kuda yang dipersiapkan untuk jihad fisabilillah. Dan barangsiapa membaca
‘Allahu Akbar’ 100 kali sebelum terbit dan terbenamnya matahari, maka itu lebih
utama dari (pahala) memerdekakan 100 budak.” (HR. Nasa’i dalam Kitab Sunan
Kubro, dan di-hasan-kan oleh Albani)
0 Response to "Pembahasan Beberapa Bacaan Dzikir Pagi dan Petang"
Posting Komentar